Langsung ke konten utama

Memelihara Diri dari Sifat Kibir



             Kibir ialah memandang dirinya lebih mulia, dan memandang orang lain lebih hina dari padanya. Sifat ini merupakan sifat hati yang paling keji.
             Di dalam Al-Quran, Peristiwa kibir ini telah Allah ceritakan yang artinya “Dan (ingatlah) ketika kami memerintah kepada malaikatat: Sujudlah kepada Adam, dia (iblis) enggan dan membesarkan diri. Maka sesungguhnya dia (iblis) dari golongan musyrik” (QS. Al-Baqoroh: 34). Disinilah Allah menceritakan bagaimana keengganan iblis untuk tunduk dan taat pada perintah Allah. Maka, Allah pun mengutuk dan mengeluarkannya dari surga-Nya Allah. Disinilah bermulanya iblis dendam dengan Nabi Adam a.s. beserta anak, cucu, maupun cicit Nabi Adam a.s. yang tidak pernah padam.
            Allah Subhana Wa Ta’ala berfirman yang artinya “Allah tidak menyukai orang-orang yang bersifat kibir”. Selain itu, Baginda Nabi Muhammad Sawlallohu Alaihi Wa Sallam bersabda “Tidak akan masuk surga orang yang ada sifat sombong dihatinya walau sebji zarrah. Adapun menurut Al-Habib Umar bin Hafidz mengatakan bahwa orang yang mmandang orang lain hina, maka tidak bisa melihat wajahnya Baginda Nabi Muhammad Sawlallohu Alaihi Wa Sallam.
            Namun, pada pembahasan ini ada beberapa perbuatan hati yang tidak termasuk sebagai kategori kibir, yaitu:
1.       Andai kata, dia memandang dirinya mulia. Namun, dia memandang orang lain lebih mulia daripadanya, maka itu tidak disebut sebagai kibir.
2.       Andai kata, dia menghinakan orang lain. Namun, dia merasa lebih hina juga, maka itu bukan disebut sebagai kibir.
   Oleh karena itu, agar kita terhindar dari sifat ini ialah dengan cara memandang orang lain lebih mulia daripada dirinya. Semoga kita terhindar dari sifat ini dan selalu diberi petunjuk oleh Allah Subhanallohu Wa Ta’ala. Aamiiin, aamiiin yaa robbal a’lamiin

Wallohu a’lam bishowab.


Senin, 10 juli 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Lebih Dalam Al-Ustadz Ilham Humaidi

Nama beliau adalah ustadz H. Ilham Humaidi. Beliau dilahirkan di kota Banjarmasin pada hari Jum’at 16 Sya’ban 1409 bertepatan pada tanggal 24 Maret 1989 dari pasangan H. Suriansyah dan Hj. Wardiah. Beliau adalah anak ke 2 dari 4 bersaudara kakak beliau bernama Normala Hayati serta adik beliau bernama nor laily safitri dan M. khairil Wafa. Adapun pendidikan pertama dimulai saat beliau berusia 3 tahun di TK Ranu Pemurus Dalam. Kemudian dilanjutkan di MIN Pemurus Dalam sambil bersekolah di Pesantren Babussalam di siang hari seusai beliau pulang dari bersekolah di MIN Pemurus Dalam. Pada tahun 2000 beliau menjadi santri di pondok pesantren Al Falah Putra Landasan Ulin Banjarbaru, beliau dapat menyelasaikan pendidikan wustho dan ulya dalam waktu 6 tahun yang normalnya harus ditempuh dalam waktu 7 tahun. Setelah lulus dari pondok pesantren Al Falah beliau kembali melanjutkan pendidikan agama di negeri seribu wali pada tahun 2006. Pada awal-awal beliau disana beliau bersekolah di cab

Kumpulan Kata-Kata Mutiara

Galeri Al-ustadz Ilham Humaidi